![]() |
Sumber Data : TRIBUNSTYLE.COM |
( Indonesia )
Setelah keringanan biaya listrik, Jokowi kembali memberikan stimulus bantuan untuk mengatasi dampak wabah corona.
Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi memutuskan, pemerintah pusat akan memberikan Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) senilai Rp 600 ribu per bulan selama 3 bulan bagi keluarga miskin.
Bantuan ini diberikan sebagai upaya meminimalisasi dampak pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Warga yang mendapatkan BLT adalah mereka yang berdomisili di luar Jabodetabek.
Sementara di Jabodetabek, saat pandemi Covid-19, warga miskin akan mendapatkan sembako dengan nilai sama, yakni Rp 600 ribu per bulan.
"Presiden menyetujui usulan kami untuk memberikan bantuan langsung tunai atau disingkat BLT selama tiga bulan, dengan indeks juga Rp 600 ribu per keluarga," kata Menteri Sosial Juliari Batubara usai rapat dengan Presiden, Selasa (7/4/2020).
Juliari Batubara menyebutkan, BLT ini akan diberikan kepada seluruh keluarga yang tercatat dalam data terpadu Kemensos.
Namun syaratnya, keluarga tersebut belum menerima bansos lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Nontunai, ataupun Kartu Pra-Kerja.
Selain mengandalkan data Kemensos, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Nanti kami juga minta data tambahan dari pemda," kata Juliari Batubara.
Juliari menyebutkan, BLT akan mulai disalurkan bulan ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, setidaknya ada 9 juta keluarga yang akan mendapatkannya.
"Di luar Jabodetabek ada 9 juta keluarga, tapi masih harus dibersihkan datanya," kata dia. Juliari menambahkan, dari data Kemensos, jumlah keluarga yang berhak mendapatkan BLT saat wabah Covid-19 kurang dari 9 juta.
Sebelumnya, Presiden memutuskan, pemerintah pusat akan memberikan BLT senilai Rp 600 ribu per bulan selama 3 bulan bagi keluarga miskin
Bantuan ini diberikan sebagai upaya meminimalisasi dampak pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Warga yang mendapatkan BLT adalah mereka yang berdomisili di luar Jabodetabek.
Sementara di Jabodetabek, saat pandemi Covid-19, warga miskin akan mendapatkan sembako dengan nilai sama, yakni Rp 600 ribu per bulan.
"Presiden menyetujui usulan kami untuk memberikan bantuan langsung tunai atau disingkat BLT selama tiga bulan, dengan indeks juga Rp 600.000 per keluarga," kata Juliari Batubara usai rapat dengan Presiden, Selasa (7/4/2020).
Juliari Batubara menyebutkan, BLT ini akan diberikan kepada seluruh keluarga yang tercatat dalam data terpadu Kemensos.
Selain mengandalkan data Kemensos, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Selain mengandalkan data Kemensos, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Nanti kami juga minta data tambahan dari pemda," kata Juliari Batubara.
Juliari Batubara menyebutkan, BLT akan mulai disalurkan bulan ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, setidaknya ada 9 juta keluarga yang akan mendapatkannya.
"Di luar Jabodetabek ada 9 juta keluarga, tapi masih harus dibersihkan datanya," kata dia.
Juliari Batubara menambahkan, dari data Kemensos, jumlah keluarga yang berhak mendapatkan BLT saat wabah Covid-19 kurang dari 9 juta.
( English )
After reducing electricity costs, Jokowi returned to provide stimulus assistance to overcome the impact of the corona outbreak.
The President of Indonesia, Joko Widodo or Jokowi decided, the central government would provide Direct Cash Assistance (BLT) worth Rp. 600 thousand per month for 3 months for poor families.
This assistance was given as an effort to minimize the impact of the Corona Virus or Covid-19 pandemic.
Residents who get BLT are those who live outside Jabodetabek.
While in Jabodetabek, during the Covid-19 pandemic, the poor will get basic food items with the same value, which is Rp 600 thousand per month.
"The president agreed to our proposal to provide direct cash assistance or abbreviated as BLT for three months, with an index of Rp 600 thousand per family," said Social Minister Juliari Batubara after a meeting with the President on Tuesday (04/07/2020).
Juliari Batubara said that the BLT would be given to all families recorded in the integrated Ministry of Social data.
But the conditions are, the family has not received other social assistance, such as the Family Hope Program (PKH), Non-cash Food Aid, or Pre-Work Card.
In addition to relying on Ministry of Social Affairs data, the government will also coordinate with local governments.
Later we also request additional data from the regional government, "said Juliari Batubara.
Juliari said, BLT will begin to be distributed this month.
Finance Minister Sri Mulyani said, at least 9 million families would get it.
"Outside Jabodetabek there are 9 million families, but the data still needs to be cleared," he said. Juliari added, from the Ministry of Social Affairs data, the number of families entitled to receive BLT during the Covid-19 outbreak was less than 9 million.
Previously, the President decided, the central government would provide BLT worth Rp 600 thousand per month for 3 months for poor families
This assistance was given as an effort to minimize the impact of the Corona Virus or Covid-19 pandemic.
Residents who get BLT are those who live outside Jabodetabek.
While in Jabodetabek, during the Covid-19 pandemic, the poor will get basic food items with the same value, which is Rp 600 thousand per month.
"The president agreed to our proposal to provide direct cash assistance or abbreviated BLT for three months, with an index of Rp 600,000 per family," said Juliari Batubara after a meeting with the President, Tuesday 04/07/2020).
Juliari Batubara said that the BLT would be given to all families recorded in the integrated Ministry of Social data.
In addition to relying on Ministry of Social Affairs data, the government will also coordinate with local governments.
Later we also request additional data from the regional government, "said Juliari Batubara.
Juliari Batubara said, BLT will begin to be distributed this month.
Finance Minister Sri Mulyani said, at least 9 million families would get it.
"Outside Jabodetabek there are 9 million families, but the data still needs to be cleared," he said.
Juliari Batubara added, from the Ministry of Social Affairs data, the number of families entitled to receive BLT during the Covid-19 outbreak was less than 9 million.